23 March 2011

HCI and MIS : Foundations - Chapter 18

Ringkasan :
Hubungan Human-Computer Interactive (HCI) dengan Technology Acceptable Model (TAM)  - Chapter 18

Seringkali kita menyangka bahwa keberhasilan sebuah sistem informasi digunakan banyak pengguna (users) yaitu dengan menekankan bagaimana cara terbaik mendesain sebuah  “user interface” . User Interface yang pada akhirnya untuk meningkatkan kinerja tugas ketika menggunakan sistem tersebut. itu disebut pada chapters 18 ini sebagai HCI atau Human-Computer Interaction).
Ternyata ada sebuah metode tambahan, dimana sebuah sistem informasi itu dapat lebih berhasil untuk dipergunakan banyak pemakai, yaitu melalui mendekatan motivasi pengguna. Dikenal dengan nama TAM, yaitu Technology Acceptable Model. Dalam bahasa indonesianya disebut Model Penerimaan Teknologi.
Dua hal ini yang diteliti oleh Fred D. Davis. Hubungan antara HIC dan TAM. TAM memperluas metodologi tradisional pengujian antarmuka pengguna, TAM berfokus pada bagaimana meningkatkan kemauan masyarakat untuk menggunakan sistem. HIC menekankan kegunaan kriteria objektif.
Bermula dari rasa ketertarikan Davis pada paper ilmu manajemen yang ditulis Litle (1970) berjudul “Models and Managers : The Concept of a decision Calculus”. Disana ada satu isu kunci, bahwa : “Masalah besar dengan model ilmu manajemen adalah bahwa para manajer hampir tidak pernah menggunakannya. Secanggih apapun ilmu manajemen, sebaik apapun ilmu riset operasi dan teknik ilmu komputer yang saya pelajari di kelas (optimasi, simulasi, teori queueing, struktur data, algoritma, dll) dapat dimasukkan ke dalam sistem pendukung keputusan, faktor pembatas utama adalah kemampuan untuk mendapatkan pengguna akhir untuk benar-benar menerima dan menggunakan sistem. Dalam pekerjaan rumah sakit saya, saya menemukan bahwa sistem berbasis pada teknik analisis sederhana dapat memberikan pengaruh yang cukup besar untuk pengambilan keputusan yang praktis dan penting. Sistem berbasis pada teknis analisa sederhana sangat lebih mungkin untuk dianut oleh pengguna daripada rekan-rekan mereka yang lebih kuat namun memiliki teknis analisa yang kompleks”, demikian kata Davis.
Disini jelas betapa TAM juga sangat berpengaruh besar terhadap keberhasilan sebuah sistem informasi terimplementasi dan diterima secara dengan baik. Pengembangan TAM ini didasarkan pada pertama, teori Ajzen dan Fishbein (1980), tentang tindakan beralasan dari psikologi sosial menarik perbedaan teoritis utama antara kepercayaan, sikap, norma subyektif, dan niat sebagai penentu perilaku, dan memberikan pedoman eksplisit tentang bagaimana konstruksi harus secara spesifik dibingkai dan diukur dalam rangka untuk menjelaskan perilaku tertentu. Teori tindakan beralasan terbukti sukses untuk berbagai perilaku, dan harus berlaku untuk perilaku penggunaan komputer. Kedua, ada kesadaran yang tumbuh dalam literatur bisnis dan manajemen tentang pentingnya menggunakan ukuran yang valid dan dapat diandalkan konstruksi agar berhasil mengoperasionalkan model teoritis (Churchill, 1979).
Penelitian bahwa TAM ini benar-benar berpengaruh selain tentunya HCI, yaitu dengan melakukan penerapannya pada sebuah corporasi XYZ, dimana melibatkan sekitar 40 mahasiswa MBA, yang menggunakan produk corporasi XYZ yang sudah didisain berdasarkan HCI dan sentuhan TAM. Penelitian ini memberikan bukti bahwa TAM dapat memberikan evaluasi realistis
sistem perangkat lunak baru berdasarkan maket rekaman video sebelum satu baris kode program ditulis. XYZ Corporation mulai menggunakan TAM secara rutin dalam proses pengembangan produk baru.
TAM berkembang terus dan berevolusi dari tahun ke tahun,berdasarkan penelitian yang berkelanjutan seperti penelitian Davis, Bagozzi, dan Warshaw (1989), alasan teoritis yang mendasari model kausal, dan menunjukkan bahwa TAM mengungguli versi generik dari teori tindakan beralasan dari yang sebagian besar diadaptasi. Setelah itu, dua artikel jurnal melaporkan bahwa TAM baik dibandingkan dengan teori perilaku terencana, yang merupakan perluasan dari teori tindakan beralasan dari psikologi sosial (Mathieson, 1991; Taylor dan Todd, 1994). Moore dan Benbasat (1991) memperkenalkan alat untuk mengukur berbagai persepsi inovasi TI berdasarkan teori difusi inovasi, dan diadaptasi dari langkah-langkah TAM dirasakan manfaat dan kemudahan penggunaan untuk mengoperasionalkan keuntungan relatif dan kompleksitas, masing-masing. Pada 1990-an, banyak penelitian yang diterbitkan direplikasi dan diperpanjang TAM dan diterapkan ke berbagai sistem dan populasi pengguna. Pada tahun 2000, dua ekstensi utama TAM diterbitkan: Venkatesh dan Davis (2000) TAM2 diterbitkan, yang mencakup berbagai pendahulunya kegunaan dirasakan, dan Venkatesh (2000) menerbitkan sebuah makalah pendahulunya menyelidiki berbagai persepsi kemudahan penggunaan.
Lee et al. (2003) menerbitkan tinjauan meta-analitis kritis yang "jejak sejarah TAM's, menyelidiki temuan, dan hati-hati memprediksi lintasan masa depan" (hal. 752). Lee et al. (2003, hal 752) menyatakan bahwa TAM "terus menjadi model teoritis paling banyak diterapkan dalam bidang Sistem Informasi."
Pada akhirnya seperti judul di atas “ Hubungan HCI dan TAM”, setelah kita baca tulisan dari Davis ini, ada keterkaitan yang erat antara HCI dan TAM. Mengembangan HCI dan juga TAM membawa pada dampak positif sebuah sistem informasi dapat diterapkan. Tidak hanya diterapkan, tetapi benar-benar diterima baik bagi penggunanya.
yogyakarta, maret 2011 - by yusak wibowo

1 comment:

  1. Harrah's Cherokee Casino & Hotel - MapYRO
    Find your way around 메이피로출장마사지 the casino, find where everything is located with the most 출장샵 up-to-date information about gri-go.com Harrah's Cherokee Casino wooricasinos.info & communitykhabar Hotel in Cherokee, NC.

    ReplyDelete